Ah, after many many months ga posting sesuatu di blog, tiba-tiba pengen nulis lagi.
Kali ini rencananya mau membahas alas an kenapa gw migrate dari PC ke gaming laptop untuk konsumsi konten multimedia dan gaming.
Sebelum kita bahas detail alasannya, mari kita go step by step.
-
My old PC, what does it likes??
Di artikel yang bisa dibaca DISINI gw sudah pernah bahas tentang tahun 2015 lalu gw melakukan upgrade yang cukup signifikan untuk PC yg gw pake sehari-hari. Yang dirubah ga tanggung tanggung dan hamper semua jeroan diupgrade dan hanya menyisakan casing, power supply dan harddisk.
Biar ga lupa mari kita tampilkan lagi speknya dibawah.
-
Drawbacks of my PC
Sesuai dengan prinsip “Always try to find best bang of the bucks” alias hemat, gw memilih kombinasi part baru dan bekas untuk PC gw. Ini tentunya membawa beberapa kerugian yaitu:
- Part jadul(prosesor) masih memakan daya cukup besar.
Penggunaan fx 6300 sebagai prosesor yang punya TDP 95 watt di PC gw memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk konsumsi daya listrik. Meskipun ditandem dengan VGA card gtx950 yang saat idle cukup hemat daya, estimasi saat hidup/Idle PC lama gw bisa diestimasikan memakan daya diatas 100 watt dan saat penggunaan makximal, diestimasikan menghabiskan daya hampir 400 watt.
- Beberapa part mulai mendekati masa habis garansi
Sejumlah part pada PC gw terutama motherboard, prosesor, monitor dan VGA mulai mendekati atau bahkan sudah habis masa garansinya.
-
Upgrade, kenapa laptop dibanding PC
Terkait dengan drawbacks/kerugian yang sudah disebut diatas, masalah utama yang ingin dibereskan adalah menurunkan konsumsi daya. Kembali ke PC jelas bukan pilihan terbaik karena laptop pasti superior(lebih hemat) dari segi konsumsi daya. Sementara performa bias dicapai selama ada budget.
-
Memilih Laptop, pertimbangan dan alasan
Dalam proses memilih laptop, pertimbangan utama yg gw cari adalah sbb:
- Prosesor & GPU yang lebih baik daripada yang ada di PC
- Ram minimal 8gb
- Monitor sudah IPS
- ukuran monitor 17 inch
Pada prosesnya mencari requirement diatas cukup sulit karena laptop dengan monitor IPS cukup mahal. Rata-rata laptop baru dengan spesifikasi tersebut harganya diatas 20jt.
-
Laptop yang dipilih
Kembali dengan prinsip “Always try to find best bang of the bucks” gw stop mencari barang baru dan mengalihkan pandangan ke barang secondhand. Bukalapak dan tokopedia punya banyak seller yang menjual laptop dari Singapura yang spek cukup tinggi tapi lebih terjangkau karena barang tangan kedua. Hasil pencarian intensif membuat gw menjatukan pilihan kepada Asus G751 JY ROG gaming laptop. Secara singkat spek laptop ini adalah:
- CPU Intel core i7 4720 HQ
- GPU Nvidia gtx 980m
- Ram 16gb
- SSD 128gb dan HDD 1tb
- Monitor 1080p IPS 17 inch
- Blue-ray & DVD writer
- 4 USB 3.0 port dan 1 thunderbolt
- Speaker with subwoofer
- Estimasi max pemakaian daya dibawah 250 watt saat full load
-
Performance yang didapat dari Asus ROG G751JY
Untuk ini mari kita biarkan gambar dibawah yang merupakan hasil benchmark laptop gw berbicara. Sedikit perbandingan disini PC lama gw kira-kira hanya bisa mencapai skor 488 di Cinebench R15 Multicore dan 96 di Cinebench R15 Singlecore. Sementara GTX 950 skor openGLnya dibawah 80. Dapat disimpulkan adanya peningkatan up to 22% untuk CPU power dan sedikit marginal untuk GPU tapi VRAM meningkat drastic dari 2gb di gtx 950 menjadi 4gb di gtx 980M. peningkatan VRAM memungkinkan game dapat dimainkan dengan kualitas yang lebih baik karena tidak ada bottleneck pada jumlah VRAM(secara teori ini juga bergantung seberapa kencang GPU yang digunakan).
Sementara adanya fitur-fitur lain seperti monitor 1080p IPS, Blue-ray Writer, 4 port USB 3 dan backlight keyboard juga merupakan additional selling point dari laptop ini.
-
Penutup dan Kerugian migrasi dari PC ke Laptop Gaming
Dari skor benchmarks saja terlihat performance gain yang cukup banyak. Selain itu monitor resolusi tinggi dan IPS juga menghadirkan kenyamanan dalam mengkonsumsi konten multimedia dan gaming. Selain itu konsumsi daya yang juga jauh lebih kecil dimana saat idle atau pengunaan normal, daya yang dihabiskan mungkin hanya berkisar dbawah 50 watt saja.
Tapi tentu saja ada kekurangan dari proses migrasi ke laptop ini yaitu :
- Karena barang secondhand, tidak ada garansi setelah beberapa bulan
- Panas adalah musuh utama laptop, jadi cukup penting agar suhu djaga dibawah 60 derajat di penggunaan normal dan dibawah 80 derajat saat gaming.
- Upgrade terbatas dan hanya pada ram dan storage saja
Terlepas dari kekurangan yang disampaikan, gw cukup puas dengan migrasi ke laptop gaming ini. Terlepas dari peningkatan performa, juga ada penghematan daya yang cukup substansial.
-
Segmen tambahan, bagaimana estimasi biaya yang dihabiskan jika upgrade dilakukan dengan membeli PC
Membeli PC dengan spek yang mirip dengan laptop gw kira-kira akan menghabiskan uang seperti terlihat yang gw pilih. Secara angka tidak jauh berbeda dengan laptop yang gw pilih tapi konsumsi daya PC tentunya akan jauh lebih besar daripada laptop.
Source gambar:
- web asus indonesia
- web rakitan.net